Buserpresisi.com, Indramayu - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menunjukkan angka yang signifikan pada tahun 2024. Terhitung sebanyak 528 kasus DBD tercatat pada tahun 2024, mengalami kenaikan yang cukup tinggi dibandingkan dengan 218 kasus pada tahun 2023. Meskipun begitu, pengendalian penyakit ini di Indramayu masih lebih terkendali dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat.
Dr. Bintang Kusumawardani, Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Indramayu, menjelaskan bahwa lonjakan kasus DBD di tahun 2024 dipengaruhi oleh siklus cuaca dan iklim yang terjadi di wilayah Indonesia, termasuk Indramayu. "Kasus DBD yang paling banyak ditemukan terjadi di wilayah Kota Indramayu. Data yang kami terima baik dari rumah sakit maupun puskesmas sesuai dengan diagnosis DBD. DBD sendiri memiliki kriteria khusus, bukan hanya panas tinggi, namun juga dibuktikan dengan hasil Laboratorium infeksi Dengue " ungkap Dr. Bintang.
Untuk mengatasi situasi ini, Dinas Kesehatan Indramayu terus melakukan berbagai upaya pencegahan, termasuk penyelidikan epidemiologi yang menjadi ujung tombak dalam pengendalian penyakit menular. Penyelidikan Epidemiologi bertujuan untuk mencari adakah kasus serupa di lingkungan sekitar penderita, dan mencari vektor pembawa penyakit, yaitu nyamuk/jentik nyamuk. Juga monitor kebersihan lingkungan masyarakat bagaimana nyamuk Aedes aegypti, vektor penyebab DBD, berkembang biak di wilayah tersebut, serta untuk meningkatkan perlindungan dan pencegahan penyebaran kasus terhadap kesehatan masyarakat.
Dr. Bintang menambahkan, untuk menanggulangi lonjakan kasus DBD pada tahun 2025, Dinas Kesehatan Indramayu akan fokus pada pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui pendekatan 3M Plus: yaitu gerakan Menutup, Mengubur, dan Menguras. Selain itu, pihaknya juga akan meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat, baik di desa-desa, sekolah , posyandu, mesjid, pertemuan informal maupun langsung ke rumah-rumah warga terdampak DBD di seluruh Indramayu yang dilaksanakan oleh Puskesmas
"Penyuluhan ini bertujuan untuk promosi kesehatan, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah berkembangnya sarang nyamuk di sekitar kita," jelasnya.
Peningkatan kasus DBD di Indramayu juga tidak terlepas dari dampak perubahan iklim yang menyebabkan lingkungan lebih kondusif bagi berkembangnya nyamuk Aedes aegypti. Kondisi ini menjadi tantangan besar dalam pengendalian penyakit, sehingga dibutuhkan kerjasama yang lebih erat antara pemerintah dan masyarakat.
Pemerintah daerah diharapkan dapat memperkuat surveilans dan pengendalian vektor, serta terus memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat. Masyarakat juga perlu berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan melaporkan setiap kasus DBD yang ditemukan di sekitar mereka.
Peningkatan kasus DBD di Kabupaten Indramayu menjadi pengingat pentingnya kepedulian terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya, diharapkan kita dapat memutus rantai penularan penyakit DBD dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari penyakit menular ini. (Wira)
0 comments:
Posting Komentar