Maraknya pembagian Sembako yang di duga oleh timses dari para kontestan pemilu baik untuk pemilihan anggota dewan di daerah , di provinsi dan di pusat bahkan untuk level Pesta Demokrasi tingkat Pilpres , memang terlihat nyata terang benderang bisa disaksikan oleh siapapun.
Fenomena " Politik Sembako " tersebut disikapi berbagai macam sesuai sudut pandang dan mindset masing masing
" Saya tidak melihat pembagian Sembako itu sebagai alat untuk membeli suara saja dan di anggap sebagai hal yang keliru untuk mendekati hati rakyat. Justru yang saya khawatirkan jika modal pembelian sembako itu berasal dari uang APBD atau dari APBN dan kemudian di klaim sebagai pemberian dari uang pribadi " , demikian komentar Boy dari LSM KOPASADA saat dimintai tanggapannya oleh Arif Kabiro Buserpresisi.com via Telpon Selulernya.
Sementara itu Raka Maulana Wijaya SSos , salah satu kontestan Caleg untuk DPRD Kuningan Jabar dapil 5 , kepada Arif dari buserpresisi.com mengatakan dengan tegas bahwa dirinya merasa prihatin dan dirinya mengatakan bahwa suara hati nurani rakyat tidak bisa di beli dengan sembako dan uang.
" ya mungkin itu sembako dan uang di terima , tapi kan siapa tahu isi hati mereka yang di kasih sembako dan uang akan memilihnya ? iya kan. Jadi kembali ke hati nurani kok " , tegas Raka
Liputan hari Sabtu 10 februari 2024.
Arif Kabiro Buserpresisi.com Kuningan Jabar.
0 comments:
Posting Komentar